Kamis, 27 Maret 2014

BERPIKIR DEDUKTIF DAN BERPIKIR INDUKTIF

1.     BERPIKIR DEDUKTIF
SILOGISME KATEGORIAL
Definisi :
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan. (Premis Minor)
Akasia membutuhkan air. (Konklusi)
Semua makhluk hidup membutuhkan makan.
Hewan adalah makhluk hidup.
Hewan membutuhkan makan.
Semua siswa SMA mengenakan seragam.
Tito siswa SMA.
Tito mengenakan seragam.
Semua hewan buas tinggal dihutan.
Singa adalah hewan buas.
Singa tinggal dihutan.
SILOGISME HIPOTESIS
Definisi
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis, dan premis minornya bersifat kategorial . Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaitu :
·        Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek. ( premis mayor )
Hari ini cerah. ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek. ( kesimpulan )
·        Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming. ( premis mayor )
Sekarang terjadi global warming. ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul. ( kesimpulan )
·        Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak
akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan
maka hasil akan maksimal
·        Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan.
Para demonstran akan turun ke jalan.
Jadi presiden Mubarak tidak turun.
SILOGISME ALTERNATIVE
Definisi
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
ENTIMEN :
Definisi
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh :
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
2.     BERPIKIR INDUKTIF
GENERALISASI
Definisi
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa. Dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan cara itu disebut dengan generalisasi. Jadi, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
Generalisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Generalisasi dengan loncatan induktif.
2.      Generalisasi tanpa loncatan induktif.
ANALOG
Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.
PARAGRAPH SEBAB-AKIBAT, AKIBAT-SEBAB
SEBAB-AKIBAT
Contoh :
Banyak sekali kasus penebangan hutan liar yang terjadi 10 tahun belakangan. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar. Namun faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akibat dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap air dengan baik dan juga tanah tidak adalagi yang mengikat. Oleh karena itu tiap datang musim hutan selalu terjadi bencana banjir dan juga tanah longsor.
AKIBAT-SEBAB
Contoh :
Bencana banjir banyak terjadi dimana-mana sekarang. Bencana banjir tidak hanya melanda daerah dataran rendah yang memang sudah menjadi langganan banjir, namun beberapa daerah di dataran tinggi juga dilanda musibah banjir. Kira-kira 20 tahun yang lalu, Bandung termasuk wilayah yang ebas banjir. Namun apa yang terjadi sekarang? setiap musim hujan tiba dan terjadi hujan deras dalam beberapa jam, sudah bisa dipastikan banyak wilayah di Bandung yang tergenang banjir. Begitu juga dengan beberapa wilayah di Sulawesi yang akhir-akhir ini dilanda banjir bandang. Padahal Sulawesi termasuk wilayah dengan jumlah hutan yang tidak bisa dibilang sedikit. Pembalakan hutan secara liar, pembangunan wilayah yang tidak memperhatikan sistem drainase merupakan dua penyebab utama bencana banjir yang banyak terjadi belakangan ini.
Sumber :

Selasa, 11 Maret 2014

Definisi Penalaran, Proposisi, Evidensi, Cara Menguji Data, Cara Menguji Fakta dan Cara Menilai Autoritas



PENALARAN
Proses berpikir merupakan salah satu  contoh dari bentuk penalaran. Namun tidak semua kegiatan berpikir mengacu pada penalaran karena penalaran itu sendiri merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.
Pengertian Penalaran dari Berbagai Sumber :
1.     Berdasarkan E-learning Gunadarma
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran. Secara sederhana penalaran dapat diartikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
2.     Berdasarkan Wikipedia
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
3.     Berdasarkan Kamus Besar Indonesia
-  Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah dikikis habis.
-   Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
-  Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
     Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli :
1.     Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2.     Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3.     Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
PROPOSISI
Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau salah.
Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi 4 bagian :
1.     Proposisi berdasarkan Bentuk :
a)     Proposisi tunggal, yaitu proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Unie menyayi Ayah membaca Koran.
b)   Proposisi majemuk, yaitu proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio.
Adik belajar Bahasa Indonesia dan membuat kalimat majemuk.
2.     Proposisi berdasarkan Sifat :
a) Proposisi kategorial, yaitu proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun.
Contoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi.
Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld.
b) Proposisi kondisional, yaitu proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah.
Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan  syukuran.
3.     Proposisi berdasarkan Kualitas :
a) Proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua gajah berbadan besar.
Semua ilmuwan adalah orang pandai.
b)  Proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot.
Tidak ada binatang yang bisa bicara.
4.     Proporsisi berdasarkan kuantitas:
a)     Proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP.
Semua masyarakat mematuhi peratura lalu lintas.
b)    proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya

EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris.
CARA MENGUJI DATA
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1.     Observasi
2.     Kesaksian
3.     Autoritas
CARA MENGUJI FAKTA
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.     Konsistensi
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
2.     Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).
CARA MENILAI AUTORITAS
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.     Tidak mengandung prasangka.
2.     Pengalaman dan pendidikan autoritas.
3.     Kemashuran dan prestise.