Jumat, 16 Mei 2014

CERPEN


KELUARGA ATAU PACAR

Setiap manusia pasti memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda. Dikelilingi Keluarga dan orang-orang terkasih adalah hal paling indah yang sangat diinginkan oleh setiap manusia. Keluarga, Sahabat, bahkan mungkin Kekasih yang bisa menjadi teman dekat. Akan terasa indah bagi para remaja jika kita memiliki semua itu.
Gadis itu bernama “Riani”. Aku adalah siswi di sebuah Universitas Negeri di Jakarta. Aku memiliki Papa dan Mama yang sangat menyayangiku dan sangat mencintaiku, namun aku tidak diperbolehkan untuk dekat dengan seorang Laki-laki siapapun dengan alasan apapun yang sampai saat ini Aku tidak tau kenapa ini dilarang. Serta aku memiliki 2 orang kakak laki-laki yang sangat Aku sayangi. Aku pun juga memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada disaat suka dan duka. Namun, Aku tidak memiliki kekasih hati yang banyak dibicarakan oleh teman-teman sebayaku.
Hingga suatu hari aku dikenalkan sahabatku seorang laki-laki berparas putih. Dan ternyata, dia lah yang menjadi pilihan hatiku yang tanpa Aku sadari bahwa Aku terjebak dalam cinta. Laki-laki yang aku suka itu bernama “Ian”. Sampai Ian itu mengatakan perasaannya padaku kalau ia memiliki perasaan yang sama denganku.
Kami sama-sama saling menyayangi dan mengerti keadaan satu sama lain, serta kami pun menciptakan suasana hati yang berbeda dari yang lain. Suasana hati yang tidak kami dapat dari keluarga ataupun sahabat. Suasana ini yang membuat kami nyaman dengan keadaan ini.
Hingga 5 bulan lamanya kita lalui dengan hubungan backstreet dengan terasa menyenangkan karna Kami belum menyadari bahwa Kami sedang berada di situasi yang salah. Kita menjalani hubungan ini dengan selalu melawan orangtuaku. Kenapa hanya orangtuaku? Karena orangtua Ian membebaskan hubungan kita berdua.
Setiap pulang sekolah Aku tidak langsung pulang, tapi Aku pergi jalan-jalan dengan Ian dan membuat alibi bahwa ada tugas kelompok dari sekolah untuk mengelabui orangtuaku. Aku merasakan senang dan indahnya dunia saat Kami berdua, Aku tidak merasa bahwa Aku melakukan sebuah kesalahan. Dan Aku tidak memikirkan bagaimana perasaan orangtuaku yang khawatir jika Aku pulang terlambat. Aku hanya memikirkan kesenangan kami berdua saja tanpa memikirkan orang lain.
Setiap hari kita selalu mengatur jadwal pertemuan kita agar setiap hari bisa bertemu dan berjalan-jalan. Aku tidak memikirkan perasaan orangtuaku yang mencariku karena takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padaku.
Tanpa Aku sadari kalau Aku dan Ian akan terjebak dalam situasi yang akan menyulitkan diri kita masing-masing. Dan, pada akhirnya kita pun mengalami dihadapkan oleh kesulitan yang kita takutkan. Aku dihukum oleh orangtuaku.
Namun, suatu ketika Aku dihancurkan oleh sebuah kenyataan bahwa Aku dikalahkan oleh perasaanku sendiri dimana Aku bingung memilih orangtuaku atau Ian. Aku tidak dapat berfikir kenapa Aku dapat berfikir seperti ini? Aku tidak bisa mengontrol emosi pikiranku yang semakin lama semakin semrawut.
Semuanya terjadi karena setelah Aku mengenal laki-laki itu!! Laki-laki yang bisa membuatku selalu dimarahi oleh orangtuaku karena Aku pulang malam, karena Aku selalu membantah omongan mereka, karena Aku selalu tidak mau mengerti apa yang mereka ucapkan padaku. Mataku ditutupi oleh kenakalanku, Mamaku menangis memohon agar aku kembali menjadi anaknya yang dulu, Ayahku menangis dan meronta kesal setelah ia memukulku dengan kasih sayang. Aku menangis, menangisi perubahanku yang aku tidak tau kenapa tiba-tiba bisa berubah dikarnakan seorang laki-laki yang baru aku kenal. Hatiku berteriak karrna aku tidak bisa mengungkapkan apa yang ada dalam benakku.
“Kenapa sekarang kamu berubah nak? Mana anak Mama dan Papa yang dulu, yang masih manja dengan kami?” tangis Mamaku sambil memeluk Aku.
“Kalau Papa boleh milih, Papa mau kamu jadi lebih baik dik, Papa gak mau kamu jadi anak yang durhaka sama orangtua. Papa tau kamu anak yang baik, kamu punya sifat penyayang dan mengerti kemauan orangtua. Kamu harus bisa sukses.
Suasana hening membuatku mengerti mengapa selama ini mereka marah padaku. Mereka tidak ingin aku jatuh dalam lubang yang siapapun tidak dapat menolongnya. Aku melupakan jasa Mamaku yang melahirkan Aku dengan nafas yang terengah-engah, yang mempertaruhkan nyawa dan seluruh kehidupannya untuk membuatku melihat isi dunia ini. Dan Aku pun juga melupakan jasa Papaku yang tak kenal siang atau malam untuk mencari nafkah untuk memberi kami kehidupan yang layak.
Aku pun tersentak dan menyadari semua kesalahanku pada orangtuaku, Aku tidak tau apakah maaf dariku cukup untuk menebus segala kesalahanku pada mereka yang sudah merawatku dari kecil hingga dewasa. Dari aku tidak bisa apa-apa hingga sampai sekarang Aku dapat menuliskan cerita di zaman ketika Aku masih mengikuti hawa kenakalanku. Aku sangat berdosa pada mereka!!
Karena sebelumnya aku pernah bingung untuk memilih mereka Papa dan Mama ku yang sejak aku lahir mereka menemaniku, atau Ian yang baru sebentar aku kenal. Jika pilihan itu dijatuhkan lagi padaku. Aku tidak akan ragu lagi untuk memilih siapa di antara dua pilihan yang diajukan padaku.
Aku akan memilih… Mama, yang sudah mengandungku selama 9 bulan di kandungannya untuk dijadikannya buah hati yang berakhlak mulia, serta ia melahirkanku mempertaruhkan kehidupannya dan seluruh nafasnya tanpa ia meminta balas budi padaku.
Papa, yang sudah mengazankanku memberi seruan agama di batinku, yang tidak pernah mengenal kata-kata lelah dan letih untuk memberikan kehidupan yang amat layak untuk kami.
Aku kembali ke keluargaku dan aku memilih untuk menjauhi Ian. Namun, Ian tetap bersikeras menungguku sampai kapanpun. Aku tetap pada janjiku untuk tetap bersama keluargaku untuk menuruti dan menyenangkan hati mereka.

Semoga keadaan ini dapat Aku pertahankan untuk seterusnya dan seterusnya. Aku sangat mencintai Ian. Namun, Aku lebih mencintai OrangTua yang sudah memberiku kehidupan yang selama ini aku rasakan dalam hidupku yang tidak seorang pun yang bisa memberikannya kepadaku.