KELUARGA ATAU PACAR
Setiap
manusia pasti memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda. Dikelilingi Keluarga
dan orang-orang terkasih adalah hal paling indah yang sangat diinginkan oleh
setiap manusia. Keluarga, Sahabat, bahkan mungkin Kekasih yang bisa menjadi
teman dekat. Akan terasa indah bagi para remaja jika kita memiliki semua itu.
Gadis
itu bernama “Riani”. Aku adalah siswi di sebuah Universitas Negeri di Jakarta.
Aku memiliki Papa dan Mama yang sangat menyayangiku dan sangat mencintaiku,
namun aku tidak diperbolehkan untuk dekat dengan seorang Laki-laki siapapun
dengan alasan apapun yang sampai saat ini Aku tidak tau kenapa ini dilarang.
Serta aku memiliki 2 orang kakak laki-laki yang sangat Aku sayangi. Aku pun
juga memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada disaat suka dan duka. Namun, Aku
tidak memiliki kekasih hati yang banyak dibicarakan oleh teman-teman sebayaku.
Hingga
suatu hari aku dikenalkan sahabatku seorang laki-laki berparas putih. Dan
ternyata, dia lah yang menjadi pilihan hatiku yang tanpa Aku sadari bahwa Aku
terjebak dalam cinta. Laki-laki yang aku suka itu bernama “Ian”. Sampai Ian itu
mengatakan perasaannya padaku kalau ia memiliki perasaan yang sama denganku.
Kami
sama-sama saling menyayangi dan mengerti keadaan satu sama lain, serta kami pun
menciptakan suasana hati yang berbeda dari yang lain. Suasana hati yang tidak
kami dapat dari keluarga ataupun sahabat. Suasana ini yang membuat kami nyaman
dengan keadaan ini.
Hingga
5 bulan lamanya kita lalui dengan hubungan backstreet dengan terasa
menyenangkan karna Kami belum menyadari bahwa Kami sedang berada di situasi
yang salah. Kita menjalani hubungan ini dengan selalu melawan orangtuaku.
Kenapa hanya orangtuaku? Karena orangtua Ian membebaskan hubungan kita berdua.
Setiap pulang sekolah Aku tidak langsung
pulang, tapi Aku pergi jalan-jalan dengan Ian dan membuat alibi bahwa ada tugas
kelompok dari sekolah untuk mengelabui orangtuaku. Aku merasakan senang dan
indahnya dunia saat Kami berdua, Aku tidak merasa bahwa Aku melakukan sebuah
kesalahan. Dan Aku tidak memikirkan bagaimana perasaan orangtuaku yang khawatir
jika Aku pulang terlambat. Aku hanya memikirkan kesenangan kami berdua saja
tanpa memikirkan orang lain.
Setiap
hari kita selalu mengatur jadwal pertemuan kita agar setiap hari bisa bertemu
dan berjalan-jalan. Aku tidak memikirkan perasaan orangtuaku yang mencariku karena
takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padaku.
Tanpa
Aku sadari kalau Aku dan Ian akan terjebak dalam situasi yang akan menyulitkan
diri kita masing-masing. Dan, pada akhirnya kita pun mengalami dihadapkan oleh
kesulitan yang kita takutkan. Aku dihukum oleh orangtuaku.
Namun,
suatu ketika Aku dihancurkan oleh sebuah kenyataan bahwa Aku dikalahkan oleh
perasaanku sendiri dimana Aku bingung memilih orangtuaku atau Ian. Aku tidak
dapat berfikir kenapa Aku dapat berfikir seperti ini? Aku tidak bisa mengontrol
emosi pikiranku yang semakin lama semakin semrawut.
Semuanya
terjadi karena setelah Aku mengenal laki-laki itu!! Laki-laki yang bisa
membuatku selalu dimarahi oleh orangtuaku karena Aku pulang malam, karena Aku
selalu membantah omongan mereka, karena Aku selalu tidak mau mengerti apa yang
mereka ucapkan padaku. Mataku ditutupi oleh kenakalanku, Mamaku menangis
memohon agar aku kembali menjadi anaknya yang dulu, Ayahku menangis dan meronta
kesal setelah ia memukulku dengan kasih sayang. Aku menangis, menangisi
perubahanku yang aku tidak tau kenapa tiba-tiba bisa berubah dikarnakan seorang
laki-laki yang baru aku kenal. Hatiku berteriak karrna aku tidak bisa
mengungkapkan apa yang ada dalam benakku.
“Kenapa sekarang kamu berubah nak? Mana
anak Mama dan Papa yang dulu, yang masih manja dengan kami?” tangis Mamaku
sambil memeluk Aku.
“Kalau
Papa boleh milih, Papa mau kamu jadi lebih baik dik, Papa gak mau kamu jadi
anak yang durhaka sama orangtua. Papa tau kamu anak yang baik, kamu punya sifat
penyayang dan mengerti kemauan orangtua. Kamu harus bisa sukses.
Suasana hening membuatku mengerti
mengapa selama ini mereka marah padaku. Mereka tidak ingin aku jatuh dalam
lubang yang siapapun tidak dapat menolongnya. Aku melupakan jasa Mamaku yang
melahirkan Aku dengan nafas yang terengah-engah, yang mempertaruhkan nyawa dan
seluruh kehidupannya untuk membuatku melihat isi dunia ini. Dan Aku pun juga
melupakan jasa Papaku yang tak kenal siang atau malam untuk mencari nafkah
untuk memberi kami kehidupan yang layak.
Aku
pun tersentak dan menyadari semua kesalahanku pada orangtuaku, Aku tidak tau
apakah maaf dariku cukup untuk menebus segala kesalahanku pada mereka yang
sudah merawatku dari kecil hingga dewasa. Dari aku tidak bisa apa-apa hingga
sampai sekarang Aku dapat menuliskan cerita di zaman ketika Aku masih mengikuti
hawa kenakalanku. Aku sangat berdosa pada mereka!!
Karena sebelumnya aku pernah bingung
untuk memilih mereka Papa dan Mama ku yang sejak aku lahir mereka menemaniku,
atau Ian yang baru sebentar aku kenal. Jika pilihan itu dijatuhkan lagi padaku.
Aku tidak akan ragu lagi untuk memilih siapa di antara dua pilihan yang diajukan
padaku.
Aku
akan memilih… Mama, yang sudah mengandungku selama 9 bulan di kandungannya
untuk dijadikannya buah hati yang berakhlak mulia, serta ia melahirkanku
mempertaruhkan kehidupannya dan seluruh nafasnya tanpa ia meminta balas budi padaku.
Papa,
yang sudah mengazankanku memberi seruan agama di batinku, yang tidak pernah
mengenal kata-kata lelah dan letih untuk memberikan kehidupan yang amat layak
untuk kami.
Aku
kembali ke keluargaku dan aku memilih untuk menjauhi Ian. Namun, Ian tetap
bersikeras menungguku sampai kapanpun. Aku tetap pada janjiku untuk tetap
bersama keluargaku untuk menuruti dan menyenangkan hati mereka.
Semoga keadaan ini dapat Aku pertahankan
untuk seterusnya dan seterusnya. Aku sangat mencintai Ian. Namun, Aku lebih
mencintai OrangTua yang sudah memberiku kehidupan yang selama ini aku rasakan
dalam hidupku yang tidak seorang pun yang bisa memberikannya kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar