TUGAS
KELOMPOK
BAB 2 “BISNIS DAN ETIKA”
BAB 3 “ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS”
Nama
1. Dyah
Wulan Septiani (17211958)
2. Dessy (11211898)
3. Catur
Putri Lutpiandari (11211595)
Kelas : 4EA18
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2015
BAB
II
BISNIS
DAN ETIKA
1. Mitos Bisnis Amoral
Mitos bisnis amoral mengungkapkan suatu keyakinan
bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali.
Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua
bidang yang terpisah satu sama lain. Etika justru bertentangan dengan bisnis
yang ketat, maka orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan,
norma-norma dan lain-lain moral. Bisnis memang sering diibaratkan dengan judi
bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang
ketat. Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi) harus
dibedakan antara legilitas dan moralitas. Etika harus dibedakan dari ilmu
empiris.
2. Keutamaannya Etika Bisnis
Untuk memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan,
sangat relevan dan mempunyai tempat yang sangat strategis dalam bisnis, yaitu:
· Dalam bisnis modern para pelaku bisnis
dituntut untuk menjadi orang-orang profesional dibidangnya.
· Dalam pesaingan bisnis yang ketat para
pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja.
· Dalam sistem pasar terbuka dengan peran
pemerintah yang bersifat netral tak berpihak tetapi efektif menjaga agar
kepentingan dan hak semua pihak dijamin, para pelaku bisnis berusaha sebisa
mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah, yang baginya akan sangat
merugikan kelangsungan bisnisnya.
· Perusahaan-perusahaan modern juga
semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk dieksploitas
demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
3. Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis :
· Etika bisnis sebagai etika profesi
membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek
bisnis yang baik dan etis.
· Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya
konsumen,buruhdan karyawan, dan
masyarakat luas pemilik asset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan
kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar atau praktek bisnis siapapun juga.
· Etika bisnis juga membicarakan mengenai
system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
Dari ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini
berkaitan erat satu dengan yang lainnya, dan bersama-sama menentukan baik
tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis. Atas dari dasar ketiga sasaran dan
lingkup di atas akan di bahas terpisah satu sama lain. Namun ketiganya jelas
mendapatkan perhatian, menjiwai dan mewarnai seluruh uraian di atas. Maka
terlihat dengan jelas bahwa ketiganya mendapatkan porsi dan penekanan
tersendiri kendati belum tentu secara proposional.
4. Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip
etika bisnis adalah sebagai berikut :
· Prinsip Otonomi
Yaitu sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa
yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
· Prinsip Kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan
bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan
lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam
pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur
dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
· Prinsip Keadilan
Menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria
yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
· Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual
Benefit Principle)
Menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
· Prinsip Integritas Moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun
perusahaannya
5. Prinsip Utama Etika Bisnis
· Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik
perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip
keadilan.
6. Etos Kerja
Etos kerja adalah respon yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok, atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan keyakinan
masing-masing. Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang
menerima keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinan.
7. Realisasi Moral Bisnis
Tiga pandangan yang dianut, yaitu :
·
Norma etis berbeda antara satu tempat
dengan tempat yang lain.
·
Norma sendirilah yang paling benar dan
tepat.
·
Tidak ada norma moral yang perlu diikuti
sama sekali.
8. Pendekatan- pendekatan Stockholder
· Kelompok Primer
Yaitu pemilik modal, saham,
kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
· Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah setempat,
pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, dan
masyarakat.
BAB
III
ETIKA
UTILITARIANISME DALAM BISNIS
Etika Utilitarianisme dikembangkan pertama kali oleh
Jeremi Bentham (1748 -1832). Adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya
suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral.
1. Kriteria dan Prinsip Etika
Utilitarianisme
Ada tiga kriteria objektif dijadikan dasar objektif
sekaligus norma untuk menilai kebijaksanaan atau tindakan.
· Manfaat
Bahwa kebijakan atau tindakan
tertentu dapat mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
· Manfaat terbesar
Sama halnya seperti yang di atas,
mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya
meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
· Pertanyaan mengenai manfaat
Manfaatnya
untuk siapa? Saya, dia, mereka atau kita.
Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif
etika Utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.
Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik
dan tepat dari segi etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan
yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang
memberika kerugian bagi sekecil orang/ kelompok tertentu.
Atas dasar ketiga Kriteria tersebut, etika Utilitarianisme
memiliki tiga pegangan yaitu :
·
Tindakan yang baik dan tepat secara
moral
·
Tindakan yang bermanfaat besar
·
Manfaat yang paling besar untuk paling
banyak orang.
Dari ketiga
prinsip di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bertindaklah sedemikian rupa,
sehingga tindakan itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak
orang mungkin”.
2. Nilai Positif Etika Ultilitarianisme
Nilai positif etika ultilitarianisme yaitu :
· Rasionalitas.
Prinsip moral yang diajukan oleh
etika ultilitarianisme tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin
tidak kita pahami.
· Utilitarianisme sangat menghargai
kebebasan setiap pelaku moral
· Universalitas
Mengutamakan manfaat atau akibat
baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu. Dasar
pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang baik
bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
3. Etika Ultilitarianisme Sebagai
Proses dan Standar Penilaian
Etika utilitarianisme sebagai proses untuk mengambil
keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak.
Etika ultilitarianisme sebagai standar penilaian
bagi tindakan atau kebijakan yang telah dilakukan. Kriteria – kriteria di atas
dipakai sebagai penilai untuk mengetahui apakah tindakan atau kebijakan itu
baik atau tidak untuk dijalankan. Yang paling pokok adalah tindakan atau
kebijakan yang telah terjadi berdasarkan akibat dan konsekuensinya yaitu sejauh
mana ia menghasilkan hasil terbaik bagi banyak orang.
4. Analisa Keuntungan dan Kerugian
Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian
selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan
dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi
perusahaan.
Analisa keuntungan dan
kerugiaan
· Keuntungan dan kerugian, cost and benefits,
yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
· Analisis keuntungan dan kerugian tidak
ditempatkan dalam kerangka uang.
· Analisis keuntungan dan kerugian untuk
jangka panjang
5. Kelemahan Etika Ultilitarianisme
· Manfaat merupakan konsep yang begitu
luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak
sedikit.
· Etika utilitarianisme tidak pernah
menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya
memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
· Etika utilitarianisme tidak pernah
menganggap serius kemauan baik seseorang.
· Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat
dikualifikasi.
· Seandainya ketiga kriteria dari etika
utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan
prioritas di antara ketiganya.
· Etika utilitarianisme membenarkan hak
kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar